Setelah diancam mau dibakar hidup-hidup, Natanael akhirnya
angkat bicara. Pria yang bekerja sebagai staf pribadi Wakil Gubernur DKI
Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok ) itu mengaku cuma diminta mendata para
penghuni rumah susun di Muara Baru, Pluit, Jakarta Utara. Dia mengaku perintah
itu datang dari sang DKI-2
Saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (18/5), Natanael mengaku
sedang berada di rumahnya wilayah Bekasi, Jawa Barat. Tetapi, dia mengatakan
akan menengok kondisi rumah susun di Marunda.
"Saya lagi di rumah. Mau antar anak ke tempat les dulu.
Lalu mau ngecek rusun Marunda. Katanya keadaannya sama seperti di Muara
Baru," kata Natanael lewat telepon selulernya.
Meski rumahnya cukup jauh, Natanael tidak merasa hal itu
sebagai beban. Dia menjalani tugas yang diberikan Ahok dengan ikhlas.
"Ya mau bagaimana lagi. Memang jauh sih, cuma ya sudah
tugas saya," ujar Natanael.
Natanael lalu cerita panjang lebar soal ancaman akan dibakar
hidup-hidup yang dia terima. Dia mengaku saat itu sedang bertandang ke rumah
susun Muara Baru, Pluit, Jakarta Utara, atas perintah Ahok . Dia diminta
mendata apakah penggunaan rumah susun itu sudah sesuai dan ditempati warga
Muara Baru, bukan pihak lain.
"Saya pergi sama stafnya Pak Ahok , lima perempuan dan
pakai jilbab semua. Sampai tiba di lokasi, saat turun dari mobil, saya
dihadang. Salah satu dari mereka tanya, 'kamu yang namanya Natanael ya?',"
ujar Natanael.
Natanael mengaku bingung bagaimana mereka bisa kenal dengan
dia. Kemudian, Natanael mengaku dihardik. Dia juga dituding akan membangun
gereja di rumah susun Muara Baru itu.
"Salah satu dari mereka bilang, kamu pasti mau bikin
gereja di sini (rusun Muara Baru). Pergi sana'. Lantas saya dan lima staf Pak
Ahok dikepung dan diusir. Mereka mengancam kalau enggak mau pulang, mobil kami
dan saya akan dibakar," ucap Natanael.
Saat itu, Natanael mengaku bertahan dan ingin menyelesaikan
pendataan. Tetapi, dia dihalangi dan diancam oleh pihak yang tidak dikenal.
Akhirnya Natanael berpikir ulang dan pulang.
Natanael sangat yakin pihak yang mengancamnya adalah massa
bayaran. Dia pun mendapatkan kenyataan rumah susun Muara Baru banyak ternyata
tidak sesuai peruntukannya.
"Itu kan mestinya ditempati warga kampung Muara Baru.
Tapi kenyataannya ada warga Grogol tinggal di situ. Banyak pihak yang bukan
warga Muara Baru punya kunci. Pengelola rusunnya saja bingung. Sebagian rumah
malah disewakan atau dijual. Sampai perangkat pemerintahan seperti RT, RW,
Lurah, dan Camat tidak berkutik karena mereka juga diancam," tandas
Natanael.
Natanael pun melaporkan ancaman yang dia terima ke polisi.
Dia mengaku tersinggung dituduh bakal membangun gereja. Tetapi, dia menyesalkan
lambatnya kepolisian menangani perkara itu.
"Saya enggak mau bikin macam-macam. Ini saya cuma mau
membantu warga saja. Biar mereka dapat tempat tinggal gratis. Enggak ada niat
membangun gereja," tegas Natanael.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Kunjunganya agan/sist
Semoga Bermanfaat
Beri Komentarnya Ya ..